Laman

Senin, 28 Oktober 2013

 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL

(Mengetahui Krenasi dan lisis pada Eritrosit)







BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Makhluk hidup terdiri atas sel, karena itulah manusia harus mempelajari tentang keadaan selnya atau sel- sel lainnya yang menunjang kehidupannya. Suatu sistem transportasi sangat penting bagi tumbuhan dan hewan yang berkaitan dengan masa organisme tersebut.  Pada tanaman dan hewan yang masih sederhana transfor materi berlangsung secara osmosis, dan difusi.  Pada sel hewan, jika suatu sel (sel darah merah) berada pada cairan yang Hipotonik maka sel darah merah akan pecah, namun jika berada dalam cairan yang hiportonis maka sel darah akan pecah.
Rusaknya membran dari eritrosit biasanya disebabkan karena penambahan larutan hipotonis atau hipertonis ke dalam darah, penurunan tekanan pada permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan dan pendinginan. Hal yang mungkin terjadi bila eritrositdimasukkan ke dalam medium yang hipotonis (biasanya karena penambahan NaCl) adalah medium tersebut akan masuk ke dalammembran pada eritrosit sehingga sel dari eritrosit menggembung. Pecahnya sel dari eritrosit disebabkan sel tidak dapat menahan tekanan yang terdapat dari dalam sel eritrosit itu sendiri. sebaliknya bila eritrositditempatkan pada larutan yang hipertonis, maka cairan dari dalam seleritrosit akan keluar dari dalam sel menuju medium sehingga eritrosit akan menjadi keriput atau krenasi.
Lisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas kedalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis, hipertonis kedalam darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan dan pendinginan, rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah dll.Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan lrt. NaCl) akan masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosi berada pada medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium luar eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini dapat dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam medium luar eritrosit (plasma).


1.2   TUJUAN PRAKTIKUM
1.       Mengamati adanya krenasi dan lisis pada eritrosit
2.       Mengetahui pengaruh dari berbagai konsentrasi NaCl terhadap eritrosit


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

   Difusi adalah penyebaran molekul-molekul zat secara lebar, baik zat padat, zat cair maupun gas, ke segala arah yang digerakkan oleh energi kinetik yang menyebabkan molekul zat selalu dalam keadaan bergerak. Molekul-molekul zat itu saling tarik-menarik atau saling tolak-menolak. Difusi berlangsung dari larutan yang berkadar tinggi ke larutan yang berkadar rendah, sehingga kadar larutan tersebut merata. Kecepatan difusi tergantung pada tekanan, konsentrasi zat terlarut  dan suhu (Kimball, 1992).
Osmosis adalah proses berpindahnya molekul-moslekul air dari larutan yang mengandung molekul air tinggi menuju ke larutan yang molekul airnya rendah melalui selaput semipermeabel. Dengan kata lain osmosis adalah peristiwa berpindahnya molekul-molekul air dari larutan yang berkonsentrasi rendah (hipotonis) menuju larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis).
Sel darah merah harus berada dalam keadaan yang isotonik , jika tidak akan terjadi pengkerutan yang disebut krenasi, sedangkan bila berada di dalam larutan yang hipertonik akan mengalami pembengkakan.  Kemudian pecah dan mengakibatkan keluarnya hemoglobin yang berwarna merah, peristiwa ini disebut hemolisis (Wilkina, 1992).
Darah manusia dan darah pada hewan umumnya terdiri atasplasma dan berbagai unsur yang di bawa di dalam plasma sepertieritrosit, leukosit, dan trombosit. Plasma terdiri atas 90% air, 7-8 %protein yang dapat larut, 1 % elektrolit dan sisanya 1-2 % berbagai zatmakanan dan mineral yang lain. Darah pada hewan maupun manusiadapat mengalami lisis yang berupa peristiwa menggelembungnya seldarah hingga pecah dikarenakan air masuk ke dalam sel. Lisis pada darahdisebut hemolisis yang dapat diartikan sebagai pecahnya eritrosit karena air masuk ke dalam eritrosit yang menyebabkan hemoglobin keluar daridalam sel eritrosit. Eritrosit memiliki membran yang bersifat selektif permeabel yang hanya dapat ditembus oleh zat-zat tertentu saja.
Tapi, tidak semua eritrosit akan mengalami lisis pada suatu konsentrasi larutan tertentu. Hal ini disebabkan eritrosit memilik nilaitoleransi osmotik membran. Pada sel yang tua, nilai toleransi osmotik nyalebih kecil dibandingkan pada sel yang muda.
Fungsi utama eritrosit adalah membawa oksigen, dan sangat akan tidak efisien jika metabolisme eritrosit sendiri bersifat aerobik dam mengkonsumsi sebagian oksigen yang mereka bawa. Ukuran eritrosit yang kecil (berdiameter sekitar 12 µm) juga sesuai dengan fungsinya supaya dapat diangkut, oksigen harus berdifusi melewati membran plasma sel darah merah. Semakin kecil sel darah merah semakin besar pula total luas permukaan membran plasma dalam suatu volume darah. Bentuk bikonkaf sel darah merah juga menambah luas permukaannya. Bentuk bikonkaf ini berfungsi mempercepat pertukaran gas-gas antara sel-sel dan plasma darah. Sel darah merah terutama dibentuk dalam sumsum tulang rusuk, tulang  dada, dan  tulang  belakang.
Meskipun sel darah merah berukuran sangat kecil, sel ini mengandung sekitar  250 juta molekul hemoglobin, sejenis protein pengikat dan pembawa oksigen yang mengandung besi. Hemoglobin ini jugan berikatan dengan molekul gas nitrat oksida (NO) selain dengan O2. ketika sel darah merah lewat melalui hamparan kapiler paru-paru, insang, atau organ respirasi lainnya, oksigen akan berdifusi kedalam eritrosit dan hemoglobin akan berikata dengan O2 dan NO. hemoglobin akan membongkar muatannya dalam kapiler sirkuit sistemik. Disana oksigen akan berdifusi ke dalam sel-sel tubuh. NO akan merelaksasikan dinding kapiler, sehingga dapat mengembang. Hal tersebut mungkin berperan dalam membantu mengirimkan O2 ke sel.



BAB III
METODOLOGI

2.1   Alat dan bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop cahaya, objek glass, cover glass, tissue, pipet, gelas piala, dan blood lanset.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah eritrosit, aquadest, NaCl 0.3 M, NaCl 0.5 M, NaCl fisiologis 0,9 %, alcohol 70%, kapas.

2.2   Cara kerja
Pertama Dilakukan pengambilan darah menggunakan blood lanset dan diberi anti koagulan agar tidak menggumpal. Setelah itu darah diteteskan pada 3 obyek glass, ketiga objek glass tersebut diberikan perlakuan yang berbeda-beda. Objek glass A diberi perlakuan dengan tetesan aquades, objek glass B ditetesi laruan NaCl 0,3 M, dan objek glass C ditetesi dengan larutan NaCl 0,5 M. Kemudian masing-masing objek glass ditutup dengan cover glass. Terakhir, diamati masing-masing perlakuan di bawah mikroskop pada waktu ke 1 menit, 5 menit, dan 10 menit. Setelah itu, pada kaca objek terakhir diteteskan NaCl fisiologis 0,9 %. Hasil pengamatan kemudian difoto dan digambar 1 selnya.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
No
Perlakuan
Reaksi yang terjadi pada
Gambar
1
Darah + NaCl 0,3 M
Menit ke-1 à Normal
Menit ke-5 à Krenasi
Menit ke-10 à Krenasi
capture-20130526-111911.png







Perbesaran : 1000X
2
Darah + NaCl 0,5 M
Menit ke-1 à Normal
Menit ke-5 à Krenasi
Menit ke-10 à Krenasi
capture-20130526-111949.png







Perbesaran : 1000X
3
Darah + Aquadest
Menit ke-1 àNormal
Menit ke-5 à Lisis
Menit ke-10 à Lisis
capture-20130526-111605.png







Perbesaran : 400X
4
Darah + NaCl fisiologis 0,9 %
Menit ke-1 à Isotonis
Menit ke-5 à Isotonis
Menit ke-10 à Isotonis
capture-20130526-111753.png







Perbesaran : 400X


4.2 Pembahasan

Eritrosit merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya, dalam keadaan normal mencapai hampir separuh dari volume darah. Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen dipakai untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan limbah berupa karbon dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah merah dari jaringan dan kembali ke paru-paru. Sel darah merah pada manusia ukuranye lebih kecil, lebih bulat dan tidak memiliki inti sel, konsentrasi lebih pekat dan termasuk homoiterm. Eritrosit pada mamalia tidak mempunyai inti dan pada manusia berbentuk cakram dengan garis tengah dengan bentuk bikonkaf menyebabkan eritrosit memiliki permukaan yang luas sehingga mempermudah pertukaran gas.

 Fungsi utama eritrosit adalah membawa oksigen, dan sangat akan tidak efisien jika metabolisme eritrosit sendiri bersifat aerobik dam mengkonsumsi sebagian oksigen yang mereka bawa. Ukuran eritrosit yang kecil (berdiameter sekitar 12 µm) juga sesuai dengan fungsinya supaya dapat diangkut, oksigen harus berdifusi melewati membran plasma sel darah merah. Semakin kecil sel darah merah semakin besar pula total luas permukaan membran plasma dalam suatu volume darah.

Fungsi Darah Pada Tubuh Manusia :
1. Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
2. Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
3. Alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
4. Alat pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi
5. Alat pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu
6. Menjaga suhu temperatur tubuh
7. Mencegah infeksi dengan sel darah putih, antibodi dan sel darah beku
8. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dll.
9. Hemoglobin dalam darah berfungsi untuk mengikat oksigen

Krenasi adalah peristiwa pengkerutan sel darah merah dalam larutan yang hipertonik.  Pengkerutan sel darah merah dalam larutan yang hipertonik disebut krenasi. Sel darah yang diambil dari jari manis dengan menggunakan blood lanset diteteskan pada kaca objek, dimana sel darah merah itu berwarna merah hati.  Namun setelah ditetesi dengan larutan NaCl 0,3 M darah tersebut berubah menjadi lebih cair dari semula dan warnanya juga berubah menjadi lebih muda.  Hal ini terjadi karena sel darah tersebut berada dalam cairan yang hipertonik, sehingga sel darah menjadi mengkerut.  Proses krenasi ini terjadi pada sel darah merah yang mengkerut dengan cepat sekali. Begitu pula saat darah ditetesi dengan NaCl 0,5 M sel darah merah juga mengalami krenasi. Lain halnya dengan sel darah yang ditetesi dengan aquadest.  Darah yang semula berwarna merah hati berubaha menjadi warna yang lebih tua (merah tua) atau merah gelap dengan ditandai adanya warna kuning kehitaman disekitar plasma darah tersebut. Hal ini terjadi karena sel darah merah berada pada cairan hipotenik, sehingga sel darah membengkak dan kemudian pecah yang menyebabkan keluarnya hemoglobin berwarna merah tua disertai pecahnya trombosit berwarna kuning disekitar plasma darah. Pecahnya sel darah tersebut mengakibatkan terjadinya tumpangan antara sel darah merah yang membengkak.
Dalam proses krenasi, tekanan larutan NaCl adalah sama dengan plasma darah, apabila dimasukkan dalam cairan yang hipertonis, maka air dalam eritrosit akan mengalir keluar dan akan berakibat buruk pada bentuk eritrosit yang akan menjadi berkerut seperti duri.  Sebaliknya apabila sel darah di masukkan ke dalam larutan yang hipotonis, maka sel akan membengkak kemudian akan pecah, peristiwa ini disebut dengan lisis.    

Sel darah merah yang terdapat pada larutan NaCl 0,9% terlihat bulat seperti sel darah merah normal. Hal ini menandakan larutan NaCl 0,9% berifat isotonis dengan sel darah merah. Jadi tidak ada perpindahan molekul – molekul air baik dari dalam sel ataupun dari larutan. Dan tekanan di dalam sel maupun diluar sel tidak berubah dan tidak menyebabkan perubahan bentuk dari sel darah merah yang ada. Di dalam kehidupan sehari-hari larutan isotonis dikenal dapat menggantikan cairan tubuh yang hilang pada saat beraktivitas.
Pengamatan sel pada mikroskop ternyata sel darah merah ada yang mengalami pengerutan (krenasi) dan ada yang mengalami pengembungan (hemolisa) yang dapat menyebabkan pencahnya sel darah merah.Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas ke dalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis ke dalam darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan atau pendinginan, serta rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah. Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan larutan) akan masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam medium sekelilingnya.
Peristiwa hemolisis dan krenasi yang terjadi tidak lepas dari peran proses osmosis. Kerusakan pada membran sel darah merah dikarenakandigunakan medium yang hipotonis dan hipertonis ke dalam darah. Apabilamedium bersifat hipotonis (penambahan NaCl), larutan dari luar akanmasuk ke dalam eritrosit sehingga eritrosit menggembung melebihikemampuan dari sel dan akhirnya pecah karena larutan masuk melaluimembran eritrosit yang selektif permeabel. Sedangkan untuk krenasi,pada umumnya terjadi karena sel darah merah diletakkan di dalammedium yang lebih hipertonis terhadap isi di dalam sel darah merah. Halini menyebabkan isi sel keluar menuju ke medium, sehingga sel menjadimengkerut. Hemolisis yang disebabkan oleh perbedaan tekanan osmotikisi sel dengan mediumnya disebut hemolisis osmotik. Jenis hemolisis yanglain adalah hemolisis kimiawi yang disebabkan oleh substansi kimia dalam merusak sel darah merah. Sebaliknya dari proses hemolisis, ada proses krenasi, yaitu peristiwa mengkerutnya membran sel akibat keluarnya air dari dalam eritrosit.
Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan larutan NaCl) akan masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosi berada pada medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium luar eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini dapat dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam medium luar eritrosit (plasma).
Pada preparat darah yang ditambahkan aquades mengalami hemolisis, karena aquades merupakan cairan hipotonis yang menyebabkan perbedaan konsentrasi dimana konsentrai darah lebih tinggi daripada konsentrasi aquades, sehingga beberapa cairan dari aquades masuk kedalam sel-sel darah merah tersebut sampai konsentrasinya seimbang akan tetapi membran atau lapisan yang dimiliki darah tidak kuat untuk menampung semua itu sehingga terjadilah Hemolisis (pecahnya sel darah merah). Darah yang diberi aquades terlihat memudar warna merahnya, karena hemoglobin keluar dari eritrositnya. Oleh karena itu, bisa diibaratkan apabila darah tersebut diletakan diatas sebuah tulisan maka huruf tersebut akan terlihat jelas.
 















BAB V
KESIMPULAN

·         Krenasi adalah kontraksi atau pembentukan nokta tidak normal di sekitar pinggir sel setelah dimasukkan ke dalam larutan hipertonik, karena kehilangan air melalui osmosis. osmosis (difusi air) menyebabkan pergerakan air keluar dari sel, menyebabkan sitoplasma berkurang volumenya. Sebagai akibatnya, sel mengecil.
·         Darah yang dicampur aquades, akan mengalami hemolisis sehingga hemoglobin keluar bebas dari eritrosit, tetapi tetap berada di sekitar membrane.
·         Pada darah yang mengalami krenas seperti preparat eritrosit yang ditambahkan dengan NaCl 0.3 M dan NaCl 0.5 M  akan kembali ke bentuk normal atau isotonis ketika diberi larutan hipotonis karena membran dan inti selnya tidak pecah, hanya mengkerut saja.
·         Eritrosit yang ditambahkan dengan larutan NaCl fisiologis tidak mengalami krenasi maupun lisis (isotonis dalam kondisi tetap dan tak berubah) karena larutan NaCl fisologis memiliki konsentrasi yang sama dengan konsentrasi dalam lingkungan.



DAFTAR PUSTAKA

Bajpai. 2009. Kapita Selekta Hematologi, Edisi Empat. EGC : Jakarta.
Cormack. 2008. Histologi veterinner. UI Press : Jakarta.
Hendrayani. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press : Jakarta.
Sarkar & Devi. 2006. Konsentrasi Sel Darah. EGC : Jakarta. 
Srikini. 2000. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi ke-4. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Watson. 2007. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. EGC : Jakarta.
Wulangi. 2009. Prinsip-Prinsip Fisiologo Hewan, Jurusan Biologi. ITB :
        Bandung.


makalah studi islam (sejarah masuknya islam ke nusantara)

Makalah Studi Islam
Sejarah Masuknya Islam ke Nusantara






KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkatrahmat dan hidayahnya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ‘Sejarah Masuknya Islam ke Nusantara

Berdasarkan sumber-sumber yang kami dapat dari luar maupun dari dalam, walaupun masih banyak kekurangan. Makalah ini dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai sejarah masuknya islam ke Indonesia, juga memberikan penjelasan yang jelas mengenai proses masuknya islam ke Indonesia serta menjelaskan islam pada masa yang akan datang.

Diharapkan bahwa makalah ini membantu pembaca untuk memahami dengan lebih baik tentang sejarah masuknya islam ke indonesia. Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, disebabkan karena terbatasnya kemampuan kami, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami perlukan dari pembaca terutama dari Bapak Dosen Bimbingan kami. Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua.















Jakarta, 5 Desember 2012






Penulis






DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………...................i
Daftar Isi…………………………………........………………...……….……………….....….......ii
BAB  I
1.1       Latar Belakang................................................................................................................................................................1
1.2       Tujuan...............................................................................................................................................................................1

BAB I I
2.1 Asal mula Masuknya Islam di Nusantara............................................................................2
2.2 Teori masuk penyebaran islam.............................................................................................5
2.3  Sumber-sumber berita masuknya agama dan kebudayaan islam di Indonesia...................5
2.4  Cara Masuknya Islam ke Indonesia....................................................................................6
2.5  Perkembangan Masuknya Islam di Beberapa Wilayah Indonesia......................................7
2.6  Hikmah Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia ..........................................................11
2.7  Manfaat dari Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia...................................................11
2.8  Peradaban Islam di Masa Depan........................................................................................12
BAB III 
Kesimpulan ..............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

 BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Sejak zaman pra sejarah, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di daratan Asia Tenggara. Wilayah Barat Nusantara dan sekitar Malaka sejak masa kuno merupakan wilayah yang menjadi titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual disana menarik bagi para pedagang, dan menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan India. Sementara itu, pala dan cengkeh yang berasal dari Maluku dipasarkan di Jawa dan Sumatera, untuk kemudian dijual kepada para pedagang asing. Pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa antara abad ke-1 dan ke-7 M sering disinggahi para pedagang asing seperti Lamuri (Aceh), Barus, dan Palembang di Sumatra; Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa.
            Bersamaan dengan itu, datang pula para pedagang yang berasal dari Timur Tengah. Mereka tidak hanya membeli dan menjajakan barang dagangan, tetapi ada juga yang berupaya menyebarkan agama Islam. Dengan demikian, agama Islam telah ada di Indonesia ini bersamaan dengan kehadiran para pedagang Arab tersebut. Meskipun belum tersebar secara intensif ke seluruh wilayah Indonesia.

1.2  Tujuan
Makalah ini mempunyai tujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai proses perkembangan islam di Indonesia bagi para pembaca. Disamping itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pembaca bahwa kami menjelaskan sejarah perkembangan islam dan perkembangan pada masa yang akan datangnya.

















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asal-usul masuknya Islam di Nusantara
Risalah Islam dilanjutkan oleh Nabi Muhammad s.a.w. di Jazirah Arab pada abad ke-7 masehi ketika Nabi Muhammad saw mendapat wahyu dari Allah swt. Setelah kematian Rasullullah s.a.w. kerajaan Islam berkembang hingga Samudra Atlantik dan Asia Tengah di Timur.
              Namun, kemunculan kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Umayyah, Abbasiyyah, Turki Seljuk, dan Kekhalifahan Ottoman, Kemaharajaan Mughal, India,dan Kesultanan Melaka telah menjadi kerajaaan yang besar di dunia. Banyak ahli-ahli sains, ahli-ahli filsafat dan sebagainya muncul dari negeri-negeri Islam terutama pada Zaman Emas Islam. Karena banyak kerajaan Islam yang menjadikan dirinya sekolah.
Di abad ke-18 dan 19 masehi, banyak daerah Islam jatuh ke tangan Eropa. Setelah Perang Dunia I, Kerajaan Ottoman, yaitu kekaisaran Islam terakhir tumbang. Jazirah Arab sebelum kedatangan Islam merupakan sebuah kawasan yang dilewati oleh jalur sutera. Kebanyakkan Bangsa Arab merupakan penyembah berhala dan sebagian merupakan pengikut agama Kristen dan Yahudi. Mekah adalah tempat suci bagi bangsa Arab ketika itu karana terdapat berhala-berhala mereka dan Telaga Zamzam dan yang paling penting sekali serta Ka’bah yang didirikan Nabi Ibrahim beserta Ismail.
Nabi Muhammad saw. dilahirkan di Mekah pada Tahun Gajah yaitu 570 masehi. Ia merupakan seorang anak yatim sesudah kedua orang tuanya meninggal dunia. Muhammad akhirnya dibesarkan oleh pamannya, Abu Thalib. Muhammad menikah dengan Siti Khadijah dan menjalani kehidupan yang bahagia. Namun, ketika Nabi Muhammad saw. berusia 40 tahun, beliau didatangi Malaikat Jibril Sesudah beberapa waktu Muhammad mengajar ajaran Islam secara tertutup kepada rekan-rekan terdekatnya, yang dikenal sebagai “as-Sabiqun al-Awwalun(Orang-orang pertama yang memeluk Islam)” dan seterusnya secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekah.         
  Pada tahun 622 masehi, Nabi Muhammad saw dan pengikutnya hijrah ke Madinah. Peristiwa lain yang terjadi setelah hijrah adalah pembuatan kalender Hijirah. Penduduk Mekah dan Madinah ikut berperang bersama Nabi Muhammad saw  dengan hasil yang baik walaupun ada di antaranya kaum Islam yang tewas. Lama kelamaan para muslimin menjadi lebih kuat, dan berhasil menaklukkan Kota Mekah. Setelah Nabi Muhammad s.a.w. wafat, seluruh Jazirah Arab di bawah penguasaan Islam.          
Agama islam pertama masuk ke Indonesia melalui proses perdagangan, pendidikan, dll. Tokoh penyebar islam adalah walisongo antara lain; Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Muria, Sunan Gunung Jati, Sunan Kalijaga, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) (Sumber: wikipedia)

          Pada tahun 30 Hijriah atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri ini sambil berdakwah.    
     Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-besaran. Aceh, daerah paling barat dari Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali menerima agama Islam. Bahkan di Aceh kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni kerajaan Samudra Pasai. Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi yang ketika singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi’i. Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman Kerajaan Singasari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk asli, melainkan makam para pedagang Arab.          
Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk pribumi Nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti. Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate. Para penguasa kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran, keturunan raja-raja pribumi pra Islam dan para pendatang Arab. Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil’alamin.
Dengan  Islamnya penduduk pribumi Nusantara dan terbentuknya pemerintahan-pemerintahan Islam di berbagai daerah kepulauan ini, perdagangan dengan kaum Muslimin dari pusat dunia Islam menjadi semakin erat. Orang Arab yang bermigrasi ke Nusantara juga semakin banyak. Yang sebagian besar diantaranya adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam Tarikh Hadramaut, migrasi ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut. Namun setelah bangsa-bangsa Eropa Nasrani berdatangan dan dengan rakusnya menguasai daerah-demi daerah di Nusantara, hubungan dengan pusat dunia Islam seakan terputus. Terutama di abad ke 17 dan 18 M. Penyebabnya, selain karena kaum Muslimin Nusantara disibukkan oleh perlawanan menentang penjajahan, juga karena berbagai peraturan yang diciptakan oleh kaum kolonialis. Setiap kali para penjajah – terutama Belanda – menundukkan kerajaan Islam di Nusantara, mereka pasti menyodorkan perjanjian yang isinya melarang kerajaan tersebut berhubungan dagang dengan dunia luar kecuali melalui mereka. Maka terputuslah hubungan ummat Islam Nusantara dengan ummat Islam dari bangsa-bangsa lain yang telah terjalin beratus-ratus tahun. Keinginan kaum kolonialis untuk menjauhkan ummat Islam Nusantara dengan akarnya, juga terlihat dari kebijakan mereka yang mempersulit pembauran antara orang Arab dengan pribumi.
Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke kepulauan nusantara, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai nusantara. Apalagi mereka mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah memeluk Islam, agama seteru mereka, sehingga semangat Perang Salib pun selalu dibawa-bawa setiap kali mereka menundukkan suatu daerah. Dalam memerangi Islam mereka bekerja sama dengan kerajaan-kerajaan pribumi yang masih menganut Hindu / Budha. Satu contoh, untuk memutuskan jalur pelayaran kaum Muslimin, maka setelah menguasai Malaka pada tahun 1511, Portugis menjalin kerjasama dengan Kerajaan Sunda Pajajaran untuk membangun sebuah pangkalan di Sunda Kelapa. Namun maksud Portugis ini gagal total setelah pasukan gabungan Islam dari sepanjang pesisir utara Pulau Jawa bahu membahu menggempur mereka pada tahun 1527 M. Pertempuran besar yang bersejarah ini dipimpin oleh seorang putra Aceh berdarah Arab Gujarat, yaitu Fadhilah Khan Al-Pasai, yang lebih terkenal dengan gelarnya, Fathahillah. Sebelum menjadi orang penting di tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak, Cirebon dan Banten, Fathahillah sempat berguru di Makkah. Bahkan ikut mempertahankan Makkah dari serbuan Turki Utsmani.
Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat jihad kaum muslimin Nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah Islam tidak merata. Hanya kalangan pesantren (madrasah) saja yang mendalami keislaman, itupun biasanya terbatas pada mazhab Syafi’i. Sedangkan pada kaum Muslimin kebanyakan, terjadi percampuran akidah dengan tradisi pra Islam. Kalangan priyayi yang dekat dengan Belanda malah sudah terjangkiti gaya hidup Eropa. Kondisi seperti ini setidaknya masih terjadi hingga sekarang. Terlepas dari hal ini, ulama-ulama Nusantara adalah orang-orang yang gigih menentang penjajahan. Meskipun banyak diantara mereka yang berasal dari kalangan tarekat, namun justru kalangan tarekat inilah yang sering bangkit melawan penjajah. Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini berhasil ditumpas dengan taktik yang licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada Nusantara yang gugur pada berbagai pertempuran melawan Belanda. Sejak perlawanan kerajaan-kerajaan Islam di abad 16 dan 17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu (Filipina), Samudra Pasai, Banten, Sunda Kelapa, Makassar, Ternate, hingga perlawanan para ulama di abad 18 seperti Perang Cirebon (Bagus rangin), Perang Jawa (Diponegoro), Perang Padri (Imam Bonjol), dan Perang Aceh (Teuku Umar).(Sumber : ummah.com).


2.2 Teori Masuk dan Penyebaran Islam
Menurut para ahli sejarah, masuk dan penyebaran islam di indonesia terdapat tiga teori, yaitu teori Gujarat, teori Saudi, dan teori China. Yaitu :
1.      Menurut teori Gujarat. Islam masuk wilayah Indonesia dari anak benua India seperti Gujarat, Bengali, dan Malabar. Menurut Snouck Hurgronje, Islam masuk dari daerah Doccon di India, berdasarkan fenomena sosial bahwa ajaran tasawuf yang dipraktikkan oleh orang-orang muslim di India bagian selatan mirip dengan ajaran islam di Indonesia. Termasuk munculnya syi’ah di daerah Sumatera atau Jawa, dugaan itu juga muncul dari dearah India. Sebab saat itu kerajaan islam Deccon (salah satu kerjaan di India) telah memiliki hubungan baik dengan Iran negeri pusat penyebaran paham Syi’ah.
2.      Menurut teori saudi. Pendapat yang menyatakan bahwa islamisasi di Indonesia terjadi pada tahun 1111 atau abad ke 12 M.  Pada saat itu orang-orang Aceh dari Sumatera bagian barat laut memeluk islam atas ajakan seorang kebangsaan Arab asli. Kemudian setelah masuk Islam mereka mendakwahkan islam khususnya di daerah tersebut.
3.    Menurut teori China. Teori yang menyatakan bahwa masuknya islam di Indonesia langsung dari Mekah atau Madinah. Menurut teori ini bahwa islam masuk ke Indonesia sekitar abad 7 atau 8 M. Atau abad ke 2 H, yaitu pada masa Khulafaur Rosyidin. Ekspedisi islam ke Indonesia dibawa langsung oleh para pedagang dari Arab sejak awal abad hijriyah atau abad ke 7 M. Menurut sumber literatur Cina pada awal abad ke 2 hijrah telah muncul perkampungan-perkampungan muslim Arab dipesisir pantai Sumatera. Diperkampungan ini orang-orang muslim Arab bermukim dan menikah dengan penduduk setempat serta membentuk komunitas-komunitas muslim. Teori ini adalah yang paling kuat dan diterima para sejarahwan masa kini.

2.3  Sumber-sumber berita masuknya agama dan kebudayaan islam di Indonesia

·         Sumber-sumber luar negeri
Berita Arab : para pedagang arab telah datang ke Indonesia sejak masa kerajaan sriwijaya (abad ke 7 M) yang menguasai jalur pelayaran perdagangan di wilayah Indonesia bagian barat termasuk selat malaka pada masa itu.
Berita Eropa : berita ini datangnya dari Marco polo. Ketika suatu saat dia ditugaskan untuk mengantarkan puterinya yang di persembahkan kepada kaisar romawi.
Berita India: berita ini menyebutkan bahwa para pedagang india dari Gujarat mempunyai peranan penting dalam penyebaran agama dan kebudayaan islam di indonesia.
Berita China: berita ini berhasil di ketahui melalui catatan dari ma-huan, seorang penulis yang mengikuti perjalanan laksamana cheng-ho. Ia menyatakan melalui tulisannya bahwa sejak kira-kira tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar islam yang bertempat tinggal di pantai utara pulau jawa.
·         Sumber dalam negri

1.      Penemuan sebuah batu di leran (dekat Gresik).batu bersurat itu memuat keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan bernama Fatimah binti Makmur
2.      Makam sultan Malikul Shaleh di Sumatra Utara yang meninggal pada bulan ramadha tahun 676 H atau tahun 1297 M.
3.      Makam Syeikh Maulana Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 M.

Ajaran-ajaran Islam diantaranya yaitu:
  1. Islam mengajarkan toleransi terhadap sesama manusia,saling menghormati dan tolong menolong.
  2. Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama, kecuali takwanya.
  3. Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Penyayang dan mengharamkan manusia saling berselisih, bermusuhan,merusak, dan saling mendengki.
  4. Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap sesama manusia tanpa pilih kasih.

2.4  Cara Masuknya Islam ke Indonesia

Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif  berkat kegigihan para ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S. al-Baqarah ayat 256 yaitu

 

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(Al-Baqarah: 256).


Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain :
1.Perdagangan
             Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang dengan orang Arab.Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia).Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam.Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan agama Islam.

2.Kultural
            Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan Kali Jaga dengan pengembangan kesenian wayang.Ia mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya.Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia khususnya jawa sampai sekarang.Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-anak, seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.

3.Pendidikan
            Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam pengembangan Islam di Indonesia.Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut.Datuk Ribandang yang mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri.Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara.Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.

4.Kekuasaan Politik
            Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi pelindung perkembangan Islam.Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara.Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.


2.5       Perkembangan Masuknya Islam di Beberapa Wilayah Indonesia

             Perkembangan Islam di Indonesia berlangsung di beberapa tempat, yaitu Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Maliku, Irian Jaya, dan Nusa Tenggara.

a.Perkembangan Islam di Sumatera.
             Pada pertengahan abad ke-13, di Sumatera telah berdiri kerajaan Islam Samudera Pasai yang merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia, kerajaan ini terletak di pesisir timur laut aceh yang sekarang merupakan wilayah Kabupaten Lhouksumawe. Samudera Pasai adalah sebuah kerajaan maritim, samudera pasai telah mengadakan hubungan dengan Sultan Delhi di India pada pelayaran kerajaan Samudra Pasai merupakan pusat studi agama Islam dan tempat berkumpulnya para ulama dari berbagai negara Islam.

b.Perkembangan Islam di Jawa
              Perkembangan di Jawa tidak bisa dipisahkan dari peranan wali, jumlah wali yang terkenal sampai sekarang adalah sembilan, yang dalam bahasa dikenal dengan sebutan WALI SONGO. Para wali yang termasuk dalam wali songo adalah sebagai berikut :

a.       Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Maulana malik ibrahim juga dikenal dengan panggilan Maulana Maghribi atau syekh Magribi, karena berasal dari wilayah Maghribi, Afrika Utara. Kedatangannya dianggap sebagai permulaan masuknya Islam di Jawa. Maulana Malik Ibrahim menerapkan metode dakwah yang tepat untuk menarik simpati masyarakat terhadap Islam.



b.      Sunan Ampel (Raden Rahmat)
Pada awal penyiaran Islam di pulau Jawa, Sunan Ampel menginginkan masyarakat menganut keyakinan Islam yang murni. Ia tidak setuju dengan kebiasaan masyarakat Jawa, seperti kenduri, selamatan dan sesaji. Hal itu terlihat dari persetujuannya ketika Sunan Kalijaga, dalam ocehannya menarik umat Hindhu dan Budha mengusulkan agar adat istiadat Jawa itulah yang diberi warna Islam


c.       Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)


Dalam menyebarkan agama Islam, ia selalu menyesuaikan diri dengan kebudayaan masyarakat yang sangat menggemari wayang serta musik gamelan. Sunan Bonang memusatkan kegiatan dakwahnya di Tuban. Dalam aktifitasnnya ia mengganti nama dewa dengan nama-nama malaikat.

d.      Sunan Giri (Raden Paku atau ‘Ainul Yaqin)

Sunan Giri memulai aktifitas dakwahnya didaerah Giri dan sekitarnya dengan mendirikan pesantren yang santrinya kebanyakan berasal dari golongan masyarakat ekonomi lemah. Sunan Giri terkenal sebagai pendidik yang berjiwa demokratis.


e.       Sunan Drajat (Raden Kasim)
Sunan Drajat juga tidak ketinggalan untuk menciptakan tembang jawa yang sampai saat ini masih digemari masyarakat, yaitu tembang pangkur. Hal yang paling menonjol dalam dakwah sunan drajat ialah perhatiannya yang serius pada masalah-masalah sosial, ia selalu menekan bahwa memberi pertolongan kepada masyarakat umum.

f.       Sunan Kalijaga (Raden Said)

Ketika para wali memutuskan untuk menggunakan pendekatan kultural termasuk pemanfaatan wayang dan gamelan sebagai media dakwah, orang yang paling berjasa dalam hal ini adalah Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga mengarang aneka cerita wayang bernafaskan Islam terutama mengenai etika.


g.      Sunan Kudus (Ja’far Shadiq)
Sunan Kudus mengajarkan agama Islam didaerah Kudus dan sekitarnya, ia mempunyai keahlian khusus dalam ilmu fiqih, urul fiqih, tauhid, hadits, tafsir dan logika. Oleh karena itu ia mendapat julukan waliyyul ‘ilmi. Sunan Kudus juga melaksanakan dakwah dengan pendekatan kultural.

h.      Sunan Muria (Raden Umar Said)

Sunan Muria memusatkan kegiatan dakwahnya di Gunung Muria yang terletak 18 km sebelah utara kota Kudus. Cara yang ditempuhnya dalam menyiarkan agama islam adalah dengan mengadakan kursus-kursus bagi kaum pedagang, para nelayan, dan rakyat biasa.

i.        Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)


Sunan gunung Jati lahir di Mekkah pada tahun 1448. ia mengembangkan ajaran islam di cirebon, majalengka, kuningan, kawali, sunda kelapa dan banten sebagai dasar bagi perkembanganislam di Banten.


             c. Perkembangan Islam di Sulawesi

             Masuknya islam di Sulawesi tidak terlepas dari peranan Sunan Giri di Gresik. Hal itu karena Sunan Giri menyelenggarakan pesantren yang banyak didatangi oleh santri dari luar Jawa, seperti ternate dan hiu. Pada abad ke-16 di sulsel telah berdiri kerajaan hindhu gowa dan tallo. Penduduknya banyak yang memeluk agama islam karena hubungannya dengan kesultanan Ternate.

               d. Perkembangan Islam di Kalimantan

              Pada abad ke-16, islam mulai memasuki kerajaan Sukadana. Dibagian selatan Kalimantan berdiri kerajaan islam banjar pada sekitar tahun 1526. Panngeran Suriansyah merupakan tokoh yang amat penting dalam sejarah islam di Kalimantan. Dalam usaha mengembangkan islam/ Syekh muhamad arsyad al-Banjari mendirikan pondok pesantren untuk menampung santri yang datang dari berbagai pelosok Kalimantan. Pada masa berikutnya muncul seorang pahlawan Kalimatan yang sangat berjasa dalam mengembangkan islam. Ia adalah Sultan Amirudin Khalifatul Mukminin atau yang lebih dikenal nama pangeran Antasari.




             e. Perkembangan Islam di Maluku dan Irian

             Jaya Penyebaran islam di Maluku tidak lepas dari jasa para santri Sunan Drajat yang berasal dari Ternate dan Hitu. Di Maluku ada 4 kerajaan bersaudara yang berasal dari keturunan yang sama yaitu Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo. Raja Tidore masuk islam dan mengganti nama menjadi Sultan Jamalludin.

          Demikian juga raja Jailolo, ia masuk isalm dan mengganti nama menjadi Sultan Hassanudin. Peran kesultanan Ternate dalam penyebaran islam baru dimulai pada masa Sultan Zaenal Abidin. Ia juga berhasil mengambangkan islam ke Maluku dan Irian Jaya bahkan sampai ke Filipina.

2.6  Hikmah Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia

Setelah memahami bahwa perkembangan Islam di Indonesia memiliki warna atau ciri yang khas dan memiliki karakter tersendiri dalam penyebarannya, kita dapat mengambil hikmah, diantaranya sebagai berikut :
  1. Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian.
  2. Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan dan pekerja keras.
  3. Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskipun Islam tetap memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan dengan ajaran dasar dalam Islam.
2.7  Manfaat dari Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Banyak manfaat yang dapat kita ambil untuk dilestarikan diantaranya sebagai berikut :
1.      Kehadiran para pedagang Islam yang telah berdakwah dan memberikan pengajaran Islam di bumi Nusantara turut memberikan nuansa baru bagi perkembangan pemahaman atas suatu kepercayaan yang sudah ada di Nusantara ini.
2.      Hasil karaya para ulama yang berupa buku sangat berharga untuk dijadikan sumber pengetahuan.
3.      Kita dapat meneladani Wali Songo
4.      Menjadikan masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al-Qur’an.
5.      Mampu membangaun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai bentuk atau arsitektur hingga kee seluruh pelosok Nusantara.
6.      Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs peninggalan para ulama, baik berupa makam, masjid, maupun peninggalan sejarah lainnya.
7.      Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh islam untuk mempraktikan tingkah laku yang penuh keteladanan agar terus dilestarikan dan dijadikan panutan oleh generasi berikutnya.
8.      Para ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun dengan persenjataan yang tidak sebanding.


2.8 Peradaban Islam di Masa Depan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman didalam Al-qur’an :


“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.” (QS At-Taubah : 33)
Janji telah diberikan oleh Allah Swt melalui firman-Nya itu, bahwa Islam dengan kearifan dan kebijaksanaannya itu mampu mengalahkan agama-agama lain. Namun tidak sedikit yang mengira bahwa janji tersebut telah terwujud pada masa Nabi Salallahu Alaihi wa Salam , masa Khulafaur-Rasyidin dan pada masa khalifah-khalifah sesudahnya yang bijaksana. Padahal kenyataannya tidak demikian. Yang sudah terealisasi saat itu hanyalah sebagian kecil dari janji di atas, sebagaimana diisyaratkan oleh Rasul Salallahu Alaihi wa Salam melalui sabdanya yang artinya:
“Malam dan siang tidak akan sirna sehingga Al-Latta dan Al-‘Uzza telah disembah. Lalu Aisyah bertanya: “Wahai Rasul, sungguh aku mengira bahwa takkala Allah menurunkan firman-Nya “Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai, hal itu telah sempurna (realisasinya).”Belau menjawab: “Hal itu akan terealisasi pada saat yang ditentukan oleh Allah.” [Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam-Imam yang lain]
Dari hadits diatas tidak diragukan lagi bahwa kemenangan Islam di masa depan semata-mata atas izin pertolongan dari Allah Swt, dengan catatan harus tetap kita perjuangkan. Perjuangan dapat dilakukan dengan cara berjihad. Namun maksud jihad disini bukanlah peperangan atau pembunuhan massal pada kaum non muslim. Tapi melainkan dengan cara meningkatkan mutu pendidikan yang canggih namun tidak keluar dari nilai-nilai ajaran islam.
Sudah menjadi pemahaman bahwa kemenangan yang diraih dunia Barat dari umat Islam ketika sedang dalam keadaan lemah dan kondisi yang rapuh seperti saat ini, bukanlah disebabkan oleh kekuatan mereka semata, bukan pula karena kelemahan umat Islam. Tetapi semua itu disebabkan buruknya pola berpikir dan rendahnya tingkat pengetahuan umat Islam tentang Dienul Islam itu sendiri.Masa depan dunia Islam tergantung pada tindakan yang diambil umat Islam sekarang ini. Jika umat Islam telah terlalu jauh dan berpaling dari agama mereka maka mereka akan jatuh pada musibah ketertindasan dan keterjajahan.
Oleh karena itu umat Islam harus menyadari bahwa hanya dengan kembali kepada Islam, umat Islam akan dapat meraih kembali kemuliaan, lepas dari segala bentuk penjajahan yang selama ini membelenggu. Tiada lain jalan yang ditempuh selain kembali kepada Islam sesuai pemahaman para Shahabat dan Salafussholih. Mengikuti apa yang telah dicontohkan Nabi Muhammad dan Khulafaur Rasyidin dalam melaksanakan syariat Islam baik dalam kehidupan individu, bermasyarakat dan bernegara.
Seperti yang telah Allah SWT umpamakan dalam surat Ibrahim 14: ayat 24-26 yaitu ;
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.” (QS. Ibrahim [14]: 24-26).
Allah telah menjanjikan kejayaan Islam di masa yang akan datang cepat atau lambat, pilihan umat Islam saat ini adalah apakah ikut turut andil ataukah tidak? Jika ikut turut andil menuju kejayaan dan kebangkitan peradaban Islam maka akan menjadi golongan orang-orang yang beruntung, mendapatkan pahala yang amat besar. Namun sebaliknya, jika hanya diam, duduk manis menonton, mengikuti arus dunia, individualis, acuh tak acuh terhadap kondisi umat, dan enggan berjuang di JalanNya karena lebih mencintai dunia dari pada cinta kepada Allah dan Rasul maka tunggulah keputusan Allah.
Maka dari itu untuk mewujudkan kemenangan peradaban islam di masa depan yaitu dengan mengerahkan segala bentuk upaya memaksimalkan potensi yang dimiliki. Di antara potensi yang dimiliki umat yaitu berupa masjid dan kaum intelektual. Tanpa menafikkan potensi lain, masjid dan kaum intelektual berperan besar di dalam upaya mewujudkan kemenangan peradaban islam di masa depan. Inilah yang dicontohkan para ulama, mereka memaksimalkan potensi dalam membangun peradaban Islam yang jaya.




BAB III

KESIMPULAN

·         Proses penyebaran islam di nusantara termasuk Indonesia dilakukandengan cara perdagangan, perkawinan, pendidikan, dan melalui seni dan budaya.3.
·         Manfaat dari mempelajari sejarah perkembangan islam di nusantara, salah satunya yaitu mampu membangun masjid sebagai tempat ibadah dari berbagai bentuk, dan dapat meneladani Wali Sanga.

Adapun hikmah dari mempelajari sejarah perkembangan islam ini yaitu Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian, selain itu penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan dan pekerja keras.

DAFTAR PUSTAKA


·      Hasjmy, A., Sejarah Kebudayaan Islam di Indonesia, cet.1, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1990.
·      Murodi,  Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1994.